TERKINIKU.COM, SAMARINDA – Dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, diwakili Direktur Penyehatan Lingkungan Anas Ma’ruf, hadiri kegiatan rekor MURI pengukuran tekanan darah massal di Kantor Gubernur Kaltim, Minggu (9/6/24).
Hasil pengukuran tekanan darah massal mengungkap fakta yang mengkhawatirkan, dimana sekitar 30 persen dari populasi menunjukkan tekanan darah melebihi batas normal yang dianjurkan.
Hal ini menjadi sinyal serius bagi Kementerian Kesehatan RI, terutama mengingat prevalensi hipertensi yang cukup tinggi di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu daerah yang menjadi perhatian khusus adalah Kaltim. Data menunjukkan bahwa provinsi ini menempati peringkat ketiga tertinggi dalam kasus tekanan darah tinggi di Indonesia. Dengan angka mencapai 83 persen penduduknya mengalami kondisi hipertensi, situasi ini memerlukan intervensi segera dan efektif.
“Hampir 30 persen dari masyarakat yang cek tensi hari ini memiliki tekanan darah di atas normal,” ungkap Anas Ma’ruf kepada awak media.
Kondisi ini menimbulkan keprihatinan serius di kalangan pihak berwenang, karena dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh hipertensi, seperti risiko penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, Anas menegaskan perlunya perhatian dari seluruh pihak.
“Penting untuk melakukan skrining diri secara rutin, sehingga individu yang memiliki tekanan darah tinggi dapat segera mendapatkan perawatan yang sesuai,” bebernya.
Dengan posisi Kalimantan Timur yang sangat mengkhawatirkan dalam hal hipertensi, Anas menekankan pentingnya tindakan cepat. Ia mengajak masyarakat yang telah terdeteksi memiliki tekanan darah tinggi untuk segera mendapatkan perawatan yang tepat.
“Situasi ini masih bisa dikendalikan melalui perubahan gaya hidup yang sehat, seperti rutin berolahraga, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan, serta mengurangi asupan gula dan lemak,” ungkapnya.
Meskipun tantangan ini besar, Anas optimis bahwa dengan langkah-langkah preventif yang tepat, masalah kesehatan ini dapat diatasi. Namun, dibutuhkan kerjasama semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat itu sendiri, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat dan mencegah peningkatan angka hipertensi di masa mendatang. (Ehd)