Minggu, Juni 8, 2025
spot_img

Korban Tertimbun Longsor di Samarinda, Lima Selamat, Satu Masih Dalam Pencarian

Terkiniku.com, Samarinda – Bencana tanah longsor kembali mengguncang Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur sejak dini hari Selasa (27/5/2025), tidak hanya menimbulkan genangan air di berbagai wilayah, tetapi juga menyebabkan pergerakan tanah di kawasan permukiman padat, tepatnya di Jalan Gerilya, Gang Keluarga, RT 102, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang.

Sekitar pukul 12.05 Wita, longsor besar terjadi. Tanah yang telah jenuh oleh air hujan tidak mampu lagi menopang beban, menyebabkan lereng bukit longsor dan menghantam empat bangunan—tiga rumah tinggal dan satu bangsal kontrakan berisi tiga pintu.

“Tanah tiba-tiba bergerak. Suaranya seperti gemuruh. Dalam hitungan detik, bangunan itu roboh dan rata dengan tanah,” ungkap Jalik, Ketua RT 102.

Jalik menyebut kejadian ini sebagai salah satu bencana paling parah yang pernah terjadi di wilayahnya. “Sebelumnya tanah sempat bergerak, tetapi hanya menutup jalan. Kali ini rumah-rumah warga jadi korban,” tambahnya.

Teriakan minta tolong terdengar dari balik reruntuhan tak lama setelah longsor terjadi. Enam penghuni dilaporkan tertimbun di bawah puing bangunan. Tim SAR gabungan, terdiri dari personel Basarnas, BPBD Kota Samarinda, Dinas Pemadam Kebakaran, Sat Brimob Polda Kaltim, serta relawan dan warga sekitar segera dikerahkan untuk melakukan evakuasi.

Proses penyelamatan berlangsung di tengah kondisi medan yang tidak stabil dan berisiko longsor susulan. Evakuasi dilakukan secara manual dengan alat ringan, bahkan tangan kosong, demi mengejar waktu dan menyelamatkan korban hidup.

Hingga sore hari, lima korban berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Mereka segera dibawa ke RSUD AW Sjahranie untuk mendapatkan penanganan medis. Salah satu penyelamatan dramatis adalah Ayu (24), korban kelima yang ditemukan dalam kondisi terjepit reruntuhan di bagian belakang rumahnya.

“Ayu berhasil kami keluarkan pada pukul 15.25 Wita. Ia terjepit kayu dan beton, dalam kondisi lemah tapi masih sadar,” ujar Iwan Setiawan Abbas, Komandan Tim Basarnas Samarinda. Ia menambahkan, selama proses evakuasi, tim sempat menghadapi empat kali pergerakan tanah yang nyaris mengganggu operasi penyelamatan.

Meski demikian, duka masih menyelimuti lokasi kejadian. Satu korban lainnya, ibu dari Ayu, hingga pukul 18.00 Wita belum berhasil ditemukan. Tim SAR akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara operasi pencarian menjelang malam hari karena risiko keselamatan yang tinggi.

“Demi keamanan tim di lapangan, proses pencarian akan dilanjutkan esok hari dengan pendekatan berbeda. Kami akan menggunakan alat berat untuk menggantikan metode manual,” jelas Iwan Setiawan Abbas. (nto)

ARTIKEL TERKAIT

MEDIA SOSIAL

1,559FansSuka
1,377PengikutMengikuti
1,159PelangganBerlangganan
- Advertisment -spot_img

berita terkini

Komentar