TERKINIKU.COM Persoalan semakin minimnya lahan pertanian, khususnya sawah, diakibatkan oleh alih fungsi lahan dan rendahnya minat generasi muda menjadi sorotan Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Kaltim, Siti Farisyah Yana.
Hal ini menurut Yana menjadi tantangan besar bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan pemerintah kabupaten untuk membangun sektor pertanian.
Minimnya lahan pertanian itu juga disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya tanah yang tidak subur, alih fungsi lahan pertanian menjadi tambang batubara, usia petani yang cenderung tua, pupuk subsidi, dan pembagian lahan pertanian yang semakin sempit.
Bahkan faktanya, menurut data dari Sensus Pertanian Tahun 2023, tercantum bahwa sebagian besar petani di Kaltim berusia di atas 39 tahun, sementara petani muda hanya sedikit.
“Masalah lain adalah banyaknya petani gurem, yang memiliki lahan kurang dari 0,5 hektar karena pembagian lahan kepada anak-anak,” tuturnya, usai jumpa pers, di Gedung Diskominfo Kaltim, Jumat (16/2/24).
Selain itu, ia juga menekankan kesulitasn petani di pedalaman dalam mendapatkan pupuk subsidi, sebab seringkali mengalami keterbatasan komoditas yang memenuhi syarat.
“Petani juga banyak tidak menggunakan pupuk anorganik karena tidak melihat peningkatan produktivitas tanaman,” tutupnya.
Dengan itu, Pemprov Kaltim akan terus berkomitmen untuk mengembangkan pertanian dengan menerapkan pola pertanian modern dan memaksimalkan produktivitas lahan petani melalui infrastruktur pendukung pertanian. (Ehd)