TERKINIKU.COM East Borneo International Falklore Festival (EBIFF) bukan hanya sekadar acara budaya lokal, tetapi juga sebuah platform yang mampu mengangkat citra dan potensi budaya Kaltim ke tingkat global.
Hal ini dikatakan Awang Khalik, Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), di Hotel Ibis Samarinda, Jumat (2/2).
Acara ini dijadwalkan berlangsung pada 25-30 Juli 2024 mendatang, dengan melibatkan Pemerintah Provinsi Kaltim, dalam hal ini Dispar, dan CIOFF Indonesia, untuk pertama kalinya, sebagai organisasi non-pemerintah yang memiliki jaringan luas dalam penyelenggaraan acara kebudayaan dan kesenian di bawah naungan UNESCO.
EBIFF tidak hanya menampilkan pertunjukan budaya, tetapi juga mengusung nuansa carnaval yang memukau dan kesenian rakyat yang autentik. Dalam rangkaian acara, akan diselenggarakan berbagai lomba tradisional seperti begasing, belogo, bebetis, egrang, dan sumpit, yang tidak hanya menghibur tetapi juga memperkaya pengalaman budaya bagi peserta dan penonton.
“Acara ini menjadi langkah besar dalam mempromosikan budaya Kaltim, karena merupakan International Falklore Festival pertama yang diadakan di daerah ini,” beber Awang.
Keberhasilan penyelenggaraan EBIFF diharapkan dapat memberikan dorongan positif bagi pariwisata dan ekonomi kreatif di Kaltim, serta memperkuat posisi Benua Etam sebagai destinasi budaya yang menarik di mata dunia.
Menurut Awang, EBIFF tidak hanya akan menampilkan kekayaan budaya lokal, tetapi juga akan menjadi ajang pertemuan budaya antarbangsa. Dengan mengundang peserta dan delegasi dari berbagai negara, EBIFF akan menjadi sarana untuk bertukar pengalaman dan pengetahuan budaya, serta memperluas jaringan kerjasama lintas budaya.
Selain aspek budaya, Awang juga menyoroti potensi ekonomi yang terkait dengan penyelenggaraan festival budaya internasional ini. Kedatangan peserta dari luar negeri tidak hanya akan memperkaya acara, tetapi juga berpotensi untuk mengembangkan sektor pariwisata dengan meningkatkan pengeluaran turis asing di Kaltim.
Hal itu menurutnya juga dapat menciptakan peluang ekonomi baru, termasuk dalam sektor perhotelan, kuliner, kerajinan tangan, dan perdagangan barang dan jasa lainnya.
Dengan demikian, Awang berharap bahwa Falklore Festival tidak hanya menjadi acara tahunan yang rutin diadakan, tetapi juga menjadi salah satu festival budaya internasional yang paling dinantikan setiap tahunnya.
“Diharapkan EBIFF dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi Kaltim dan dunia pariwisata secara keseluruhan,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden CIOFF, Said Rachmat mengatakan, pelaksanaan EBIFF di Samarinda, Kaltim, berperan penting untuk memperkenalkan Kota Tepian yang menjadi bagian dari Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Jadi saya rasa sangat penting dan perlu bahwa ikn mempunyai kegiatan internasional,” pungkasnya. (Ehd)