NASIONAL, TERKINIKU.COM Mangku Purnomo, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, memberikan penghargaan terhadap upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sektor pangan dan pertanian.
Ia menyatakan bahwa pemerintah telah maksimal dalam memanfaatkan lahan untuk menjaga pasokan pangan dalam negeri.
Meskipun hasil dari program seperti food estate dan pemberdayaan lahan rawa tidak langsung terlihat, Mangku melihat bahwa kebijakan tersebut memberikan kontribusi positif dalam mengatasi tantangan produksi pangan.
“Terlebih dalam konteks peningkatan permintaan pangan karena pertumbuhan populasi dan keterbatasan lahan,” ungkapnya.
Mangku menilai kebijakan pangan dan pertanian di era Jokowi telah relatif baik. Diversifikasi sumber produksi menjadi salah satu pendekatan yang diterapkan.
BRIN menyatakan bahwa kontribusi lahan rawa terhadap pangan nasional masih rendah, sekitar 5 persen dari total lahan rawa yang dapat dimanfaatkan.
Meski begitu, potensi peningkatan masih terbuka lebar, menurut BRIN.
Mangku menyoroti pentingnya merealisasikan konsep lumbung pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan jangka panjang Indonesia, memisahkan fungsi food estate dari pertanian rakyat.
Program seperti food estate memang memerlukan waktu minimal 3 tahun jika infrastrukturnya sudah baik.
“Atau bahkan 5 tahun jika pembangunannya dimulai dari awal,” bebernya.
Dalam pandangan Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), impor pangan dari luar negeri dapat menjadi solusi untuk menjaga ketersediaan pangan jangka pendek dan menahan inflasi.
Faisal melihat impor lebih efektif daripada upaya mobilisasi produk pertanian di dalam negeri yang dapat menjadi lebih kompleks dengan berbagai kendala.
“Kendala itu seperti masalah logistik dan lokasi produsen yang terpencar,” tutupnya.