Minggu, Juni 1, 2025
spot_img

Korban Longsor Disamarinda Dinyatakan MD, Tim Sar Nyatakan Tutup Operasi

Terkiniku.com, Samarinda – Setelah melalui proses pencarian intensif selama dua hari, Tim SAR gabungan akhirnya menemukan korban longsor atas nama Sutiah (50 tahun) dalam kondisi meninggal dunia pada Selasa (28/5/2025) sore. Korban ditemukan tertimbun tanah dan material bangunan rumahnya di kawasan Jalan Gerilya, Gang Keluarga, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda.

Komandan Tim Basarnas Samarinda, Iwan Setiawan Abbas, menyampaikan bahwa korban ditemukan pada pukul 15.17 Wita di kedalaman kurang lebih tiga meter. Proses evakuasi berlangsung cukup lama dan penuh kehati-hatian, mengingat kondisi tanah yang masih labil dan berpotensi menimbulkan longsor susulan.

“Jasad korban ditemukan tidak jauh dari posisi anaknya, Ayu, yang telah berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat pada hari pertama. Jaraknya hanya sekitar dua meter,” jelas Abbas.

Tim SAR mengerahkan dua unit alat berat untuk membantu proses penggalian dan pengangkatan material longsor. Menurut Iwan, medan yang berat dan ancaman pergerakan tanah mempersulit proses evakuasi. Setelah dilakukan upaya selama hampir satu jam, jasad Sutiah berhasil diangkat pada pukul 16.15 Wita.

Setelah berhasil dievakuasi, jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan. Keluarga dan warga sekitar turut menyambut dengan suasana duka mendalam.

“Atas nama tim SAR, kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban. Kami juga mengapresiasi seluruh unsur yang terlibat dalam operasi ini, termasuk BPBD, TNI/Polri, relawan, dan masyarakat setempat,” ucap Abbas.

Dengan ditemukannya korban terakhir, operasi pencarian resmi ditutup. Tidak ada lagi laporan orang hilang dalam insiden longsor tersebut.

Abbas juga menambahkan peristiwa ini menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah rawan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat musim hujan.

“Kami mengimbau warga yang tinggal di daerah lereng atau kontur tanah tidak stabil agar melakukan langkah mitigasi. Keselamatan jiwa adalah yang utama,” tegasnya. (nto)

ARTIKEL TERKAIT

MEDIA SOSIAL

1,559FansSuka
1,377PengikutMengikuti
1,159PelangganBerlangganan
- Advertisment -spot_img

berita terkini

Komentar