TERKINIKU.COM, Lebanon – Sebanyak 37 orang tewas dan sekitar 2.800 lainnya terluka setelah 3.000 pager dan radio walkie-talkie meledak secara bersamaan di Lebanon pada 17-18 September. Insiden ini berawal dari ledakan perangkat komunikasi yang sebagian besar dimiliki oleh milisi Hezbollah, yang menguasai sejumlah wilayah. Korban mayoritas adalah anggota Hezbollah, tetapi juga terdapat korban sipil, termasuk anak-anak dan petugas medis.
Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Al-Albiad, melaporkan peningkatan jumlah korban tewas dari 32 menjadi 37 orang. Dalam keterangannya, ia menyebutkan bahwa ribuan lainnya juga mengalami luka-luka, termasuk Duta Besar Iran untuk Lebanon yang mengalami cedera serius hingga kehilangan satu matanya.
Menurut sumber keamanan, ledakan terjadi ketika orang-orang mencoba memeriksa pager yang berdering, yang tiba-tiba meledak. Banyak yang terluka hanya karena berada di dekat perangkat tersebut, dan rekaman yang diperoleh menunjukkan bahwa banyak korban terkena dampak hanya karena berada di sekitar orang-orang yang menggunakan pager atau radio.
Pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, menuduh Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan ini. Dalam pidato yang dinantikan banyak orang, Nasrallah menyatakan bahwa kelompoknya telah mengalami “pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya” akibat serangan tersebut.
Ia mengutuk tindakan tersebut sebagai kejahatan perang dan agresi besar terhadap kedaulatan Lebanon. Nasrallah menegaskan, “Ini adalah pembantaian dan agresi terhadap Lebanon, rakyatnya, dan kedaulatannya.”
Meskipun mengakui bahwa Hezbollah menderita kerugian besar, Nasrallah menegaskan bahwa struktur komando dan kemampuan komunikasi kelompoknya tetap utuh. Ia berjanji bahwa Hezbollah akan memberikan “hukuman yang adil” kepada musuh.
Di sisi lain, Nasrallah menyatakan bahwa kelompoknya tidak bermaksud untuk meningkatkan eskalasi konflik lebih lanjut dengan Israel, menekankan pentingnya perlawanan meskipun menghadapi tantangan besar. (Kal)