TERKINIKU.COM Perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh sebesar 5,05 persen year on year (YoY), melebihi angka konsensus perkiraan sebesar 5,03 persen.
Pertumbuhan ini didukung oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,82 persen (YoY) dan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,40 persen YoY.
Dari sisi lapangan usaha, sektor transportasi dan pergudangan mencatat pertumbuhan tertinggi. Sementara itu, dari sisi pengeluaran, konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi.
Menko Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menekankan pentingnya untuk tidak cepat puas terhadap pencapaian yang telah diraih, mengingat masih ada berbagai tantangan yang dihadapi. Dalam sebuah rapat kerja Kementerian Perdagangan, Airlangga menyampaikan bahwa untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan, Indonesia perlu mengoptimalkan dan menggerakkan tiga mesin ekonomi, yaitu mesin konvensional, mesin ekonomi baru, dan mesin ekonomi yang berkeadilan.
Mesin ekonomi konvensional diarahkan untuk meningkatkan produktivitas dan mendorong investasi yang lebih efisien. Airlangga menekankan pentingnya efisiensi dalam hal ini, dengan target untuk mengurangi incremental capital output ratio (ICOR) dari 6 menjadi 4.
Mesin ekonomi baru atau mesin digital diharapkan akan menjadi akselerator pertumbuhan di masa depan, sementara mesin ekonomi yang berkeadilan ditujukan untuk menyempurnakan prinsip ekonomi Pancasila.
Dalam konteks infrastruktur, Airlangga menyatakan bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan yang besar, sangat membutuhkan infrastruktur konektivitas seperti jalan, pelabuhan, dan bandara. Kehadiran infrastruktur ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya logistik, yang pada gilirannya akan meningkatkan daya saing investasi di Indonesia.
Menko Airlangga juga menyoroti pentingnya penataan logistik nasional, dengan fokus pada penurunan biaya logistik melalui standarisasi layanan logistik, penguatan infrastruktur dan konektivitas, serta penerapan teknologi digital dalam kegiatan logistik di luar pelabuhan.
Salah satu inisiatif yang telah dilakukan adalah penguatan National Logistics Ecosystem (NLE) dan perluasan digitalisasi kegiatan logistik di luar pelabuhan. Implementasi NLE diharapkan dapat meningkatkan efisiensi logistik nasional melalui sinergi antara instansi pemerintah dan pelaku usaha.
Secara keseluruhan, progres implementasi rencana aksi NLE hingga akhir tahun 2023 telah berjalan lancar. Keberadaan NLE telah memberikan kontribusi dalam mendukung proses logistik nasional melalui berbagai terobosan dalam layanan logistik, seperti Single Submission (SSm), Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) online, dan pengeluaran dokumen online dari pelabuhan.
Melalui langkah-langkah ini, diharapkan bahwa Indonesia dapat terus meningkatkan efisiensi logistiknya, mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan meningkatkan daya saing investasi di tingkat nasional maupun global.