Minggu, Juni 8, 2025
spot_img

Perkuat Kampanye 1000 HPK, Alifudin Ajak Warga Samarinda Cegah Stunting Sejak Dini

Terkiniku.com, Samarinda – Upaya penurunan angka stunting terus digencarkan oleh pemerintah melalui sinergi lintas sektor. Kali ini, Komisi IX DPR RI bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar kegiatan sosialisasi program Bangga Kencana bersama mitra kerja, di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Acara tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai fondasi utama tumbuh kembang anak.

Kegiatan yang dihadiri masyarakat lintas usia ini berfokus pada edukasi pola asuh yang benar, pentingnya gizi seimbang sejak masa kehamilan, hingga perencanaan keluarga yang ideal.

Peserta diberi pemahaman tentang penyebab utama stunting, termasuk pernikahan dini, ketidaksiapan mental dan biologis pasangan muda, serta dampak pandemi terhadap kesejahteraan keluarga.

Anggota Komisi IX DPR RI dari Daerah Pemilihan Kalimantan Barat I, Alifudin, menyampaikan pentingnya peran aktif seluruh pihak dalam mengawal agenda nasional penurunan angka stunting.

Ia menyatakan, kunjungannya ke Samarinda merupakan bagian dari dukungan langsung terhadap mandat BKKBN yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, di mana BKKBN ditetapkan sebagai koordinator Tim Percepatan Penurunan Stunting.

“Kami hadir di Samarinda untuk menyampaikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga anak sejak masa 1000 hari pertama kehidupannya. Inilah titik awal mencegah stunting secara efektif,” ujar Alifudin, di Gedung Balai Lansia PW Aisyiyah Kaltim, Sabtu (3/5/2025).

Ia juga menyoroti praktik pernikahan dini yang masih banyak ditemukan di berbagai daerah. Menurutnya, sebagian besar pasangan muda belum siap secara biologis dan psikologis untuk menjalani kehidupan berumah tangga, sehingga berisiko tinggi dalam pengasuhan anak.

“Stunting itu salah satu penyebab utamanya adalah pola asuh yang salah. Banyak anak muda menikah dalam keadaan belum siap, baik secara mental maupun fisik. Karena itu penting bagi kita semua, mulai dari orang tua, lembaga pendidikan, hingga masyarakat, untuk memberikan pemahaman yang benar tentang kesiapan berkeluarga,” tegasnya.

Alifudin menyampaikan bahwa usia ideal menikah bagi laki-laki adalah 25 tahun dan perempuan 21 tahun. Selain lebih siap secara fisik dan mental, usia tersebut juga memberi waktu yang cukup untuk memahami fungsi dalam keluarga.

“Kalau anak muda paham soal fungsi suami, istri, dan orang tua, maka ke depan generasi emas Indonesia yang kita impikan tahun 2045 bukan lagi sekadar slogan, tapi bisa benar-benar kita capai,” tambahnya.

Alifudin memastikan bahwa Komisi IX DPR RI akan terus mendukung BKKBN dalam menjalankan mandatnya, terutama dalam kegiatan sosialisasi yang menyasar langsung masyarakat.

Ia percaya, kolaborasi konkret di lapangan menjadi kunci dalam menekan angka stunting yang ditargetkan turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.

ARTIKEL TERKAIT

MEDIA SOSIAL

1,559FansSuka
1,377PengikutMengikuti
1,159PelangganBerlangganan
- Advertisment -spot_img

berita terkini

Komentar