TERKINIKU.COM, Samarinda – Disinggung mengenai wacana program-program serba gratis seperti pendidikan tinggi gratis, kesehatan gratis, hingga makan gratis, Hadi Mulyadi mengungkapkan bahwa realisasi program tersebut sangat sulit dilakukan.
Ia menegaskan bahwa dengan APBD Kalimantan Timur yang saat ini berada di kisaran Rp22 triliun, program gratis di berbagai sektor akan sangat membebani anggaran dan berpotensi mengorbankan sektor lain yang juga krusial.
“Kalau semua serba gratis, APBD sebesar Rp22 triliun tidak akan cukup. Silakan tanya kepada semua gubernur di Indonesia, apakah mungkin dengan anggaran yang ada?,” beber Hadi, usai Bincang Milenial dan Gen Z, yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sangkulirang, di Hotel Mesra Samarinda, Rabu (25/9/24).
Ia melanjutkan bahwa pihaknya telah menghitung dan menganalisis, dimana Benua Etam tidak hanya perlu fokus pada pendidikan, tetapi juga membangun infrastruktur, layanan kesehatan, dan sektor-sektor lainnya.
Ia juga menambahkan bahwa 20 persen dari APBD sudah dialokasikan untuk pendidikan, sesuai dengan amanat undang-undang.
Jika pemerintah mengalokasikan lebih banyak lagi, maka pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik lainnya akan terabaikan.
“Semua program bisa saja digratiskan, tapi itu akan berdampak pada hal lain. Jalan bisa tidak diperbaiki, layanan kesehatan tidak ada dananya. Jadi, semuanya harus dilihat dengan perspektif yang realistis,” tutupnya
Melalaui paparannya, Hadi Mulyadi berusaha menekankan pentingnya keseimbangan dalam perencanaan anggaran. Ia mengajak generasi muda untuk melihat pembangunan secara holistik dan tidak terpaku pada konsep “serba gratis” yang sering kali diusung tanpa perhitungan matang.
Menurut Hadi Mulyadi, fokus utama tetap harus pada peningkatan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja yang memadai, agar generasi milenial dan Gen Z dapat terlibat dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan Kaltim. (Ehd)