Terkiniku.com, Nasional – Lokasi pertambangan batu bara milik PT Singlurus Pratama di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) hanya berjarak kurang dari 50 meter dari rumah warga. Alat berat perusahaan tersebut tak henti menggali.
Siang malam tanah bergetar, memberikan rasa tidak nyaman pada warga sekitar. Meski begitu, di balik aktivitas industri itu disebut menyumbangkan pendapatan daerah.
Salah seorang warga sekitar, Wawan mengaku, warga sebenarnya merasa sangat terganggu. Terutama mengenai suara bising yang ditimbulkan.
“Alat berat itu tanpa henti siang dan malam.”
Warga lain, Sumito juga turut bersuara, diceritakan bahwa sejak 2018, PT Singlurus Pratama mendapat izin operasi pertambangan batu bara di kawasan Samboja Barat. Namun, bagi warga Argosari izin tersebut seolah menjadi surat pengusiran tidak resmi.
“Lubang tambangnya sudah kelihatan dari dapur. Kalau hujan deras, tanah di belakang rumah itu bisa longsor sedikit-sedikit.”
Ia mengaku, keluarganya terus dihantui kekhawatiran dan tidak tenang di rumah miliknya sendiri lantaran rumah sudah mulai retak-retak dan tanah bergetar akibat alat berat.
Kami enggak tahu harus ke mana. Kalau tinggal di sini, takut rumah ambruk. Tapi mau pindah, ganti ruginya enggak jelas.”
Keduanya mengakui, PT Singlurus Pratama sempat menjanjikan pembebasan lahan bagi rumah-rumah yang terdampak langsung aktivitas tambang sejak awal 2024.
Kala itu, warga diminta bersabar sambil menunggu proses administrasi dan penilaian ganti rugi. Tapi hingga kini, janji itu belum terlaksana.
Berita ini dilansir dari tribun kaltim



 
                                    