TERKINIKU.COM, SAMARINDA – Marnabas Patiroy, Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda, mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini masih berupaya keras untuk menyelesaikan berbagai dampak sosial yang timbul akibat rencana revitalisasi pasar pagi.
Untuk itu, Disdag Samarinda tak henti-hentinya melakukan negosiasi dengan pemilik ruko-ruko yang terdampak, untuk memastikan bahwa proses revitalisasi berjalan lancar dan tidak menimbulkan gejolak sosial di masyarakat.
Saat ini, diakui juga oleh Marnabas, proses appraisal untuk 48 Sertifikat Hak Milik (SHM) terus berjalan. Beberapa di antaranya sudah selesai diappraisal.
“Proses ini terus berjalan sesuai rencana,” jelas Marnabas.
Ia optimis bahwa pihaknya mampu mengurai persoalan yang ada. Meskipun terdapat beberapa kendala.
“Kami yakin bisa menuntaskan semua permasalahan ini,” ucapnya optimis.
Sebagai informasi, rencana revitalisasi ini sempat menimbulkan penolakan dari para pedagang. Ketika rencana tersebut pertama kali diumumkan, ada sekitar 2.852 pedagang yang menolak untuk direlokasi.
Penolakan ini didasarkan pada kekhawatiran akan kehilangan tempat usaha dan pendapatan mereka. Namun, pemerintah kota terus melakukan dialog dan mencari solusi terbaik bagi semua pihak.
“Kami tidak ingin memaksakan kehendak, karena proses pembangunan memang tidak semudah itu,” bebernya.
Ia menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menyediakan lokasi relokasi yang layak dan mendukung kelangsungan usaha para pedagang.
Pemerintah kota Samarinda berharap proses revitalisasi pasar dapat berjalan lancar dan membawa manfaat bagi seluruh masyarakat.
“Kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan semua pihak terkait dan memastikan bahwa tidak ada yang dirugikan dalam proses ini,” tandasnya. (Ehd)