Home Daerah Merasa Tak Dihargai Karena Bonus Hari Raya Hanya Rp 50 Ribu, Driver...

Merasa Tak Dihargai Karena Bonus Hari Raya Hanya Rp 50 Ribu, Driver Gojek Kecewa

0
Aksi Protes Driver Gojek di Kota Samarinda

Terkiniku.com, Samarinda – Keceriaan menyambut Hari Raya Idulfitri seakan sirna dari wajah Riski (40), seorang mitra pengemudi Gojek di Samarinda. Setelah delapan tahun mengabdikan diri sebagai driver ojek online, ia hanya menerima Bonus Hari Raya (BHR) sebesar Rp 50 ribu dari perusahaan.

Riski tidak sendiri. Puluhan driver lain yang tergabung dalam Bubuhan Driver Gojek Samarinda (Budgos) juga merasakan hal serupa. Mereka mengaku kecewa dan merasa tidak dihargai setelah bertahun-tahun bekerja keras mengais rezeki di jalanan.

“Rasanya miris. Delapan tahun saya narik, bonus cuma Rp 50 ribu. Padahal saya sudah lewati suka duka sejak aplikasi ini hadir di Samarinda. Dulu, kami mati-matian memperkenalkan ojek online ke masyarakat, bahkan berhadapan dengan ojek pangkalan (opang) yang menolak kehadiran kami,” ujar Riski, Senin (24/3).

Menurut Riski, perusahaan memberikan bonus dengan empat kategori nominal, yaitu Rp 900 ribu, Rp 450 ribu, Rp 100 ribu, dan yang paling kecil Rp 50 ribu. Namun, distribusi bonus ini justru menimbulkan tanda tanya besar di kalangan driver, terutama bagi mereka yang sudah bertahun-tahun mengabdi namun justru mendapat nominal terendah.

“Ada teman saya yang baru gabung tiga bulan malah dapat Rp 100 ribu. Saya yang sudah delapan tahun cuma dapat Rp 50 ribu. Jadi pertanyaannya, sebenarnya apa dasar penilaiannya?” keluh Riski dengan nada kecewa.

Tidak jauh berbeda, Dedi (37), driver Gojek lainnya yang baru tiga tahun bergabung, juga merasa ada yang tidak adil dalam pembagian bonus tersebut. Ia mendapatkan Rp 100 ribu, namun merasa miris ketika mengetahui beberapa rekan kerjanya yang lebih senior justru mendapat lebih sedikit.

“Kita ini kerja sama-sama, menghadapi jalanan yang keras. Bonus bukan cuma soal nominal, tapi soal penghargaan. Rasanya kayak nggak dianggap perjuangan kami selama ini,” ujar Dedi dengan nada kesal.

Para driver berharap agar pihak perusahaan lebih transparan dan adil dalam memberikan bonus kepada mitra. Mereka juga meminta adanya penjelasan yang jelas mengenai dasar perhitungan bonus agar tidak menimbulkan kecemburuan di antara sesama driver.

“Kalau memang ada perhitungan khusus, sampaikan saja secara terbuka. Jangan sampai kami merasa dibeda-bedakan, padahal semua sama-sama bekerja keras di jalanan,” harap Riski. (nto)

Exit mobile version