TERKINIKU.COM Donald Trump, dalam pernyataannya pada Sabtu (10/2/2024), menegaskan bahwa jika terpilih menjadi Presiden AS, dia akan mengambil langkah-langkah drastis yang akan mengguncang tatanan internasional yang sudah ada.
Ancaman ini tidak hanya menyasar pada kebijakan luar negeri AS, tetapi juga pada aliansi-aliansi militer yang telah lama menjadi bagian dari struktur keamanan global.
Dalam sebuah pidato kampanye yang disampaikan di South Carolina, Trump secara tegas mengungkapkan rencananya untuk menuntut agar anggota NATO yang tidak memenuhi kewajiban finansial mereka dihadapkan pada konsekuensi yang serius.
“Jika sekutu-sekutu AS di NATO tidak membayar kontribusi keuangan mereka, AS tidak akan lagi melindungi mereka dalam situasi serangan,” bebernya.
Ungkapan Trump tentang menempatkan musuh di atas teman-teman internasional AS adalah pernyataan yang menunjukkan sikapnya yang berani dan agresif dalam mengelola hubungan internasional.
Ia juga menyiratkan bahwa kebijakan luar negeri di bawah pemerintahannya akan lebih mengutamakan kepentingan nasional AS daripada keterlibatan dalam aliansi global yang tidak selalu menguntungkan AS.
Tidak hanya itu, Trump juga menyinggung tentang kebutuhan untuk setiap anggota NATO membayar iuran tahunan mereka.
“Kewajiban finansial ini harus dipenuhi oleh semua anggota aliansi, dan AS tidak akan ragu untuk menarik dukungan militernya jika tuntutan ini tidak dipenuhi,” tegasnya.
Reaksi Gedung Putih terhadap pernyataan Trump tersebut menegaskan perbedaan pendekatan antara pemerintahan yang ada dan visi Trump tentang kebijakan luar negeri. Gedung Putih, yang saat itu dikepalai oleh Presiden Joe Biden, mengecam keras ancaman Trump terhadap sekutu-sekutu NATO dan menegaskan komitmen mereka untuk memperkuat aliansi dan kemitraan internasional.
Selain itu, Trump juga menegaskan bahwa pandangannya terhadap konsep dasar lingkungan Atlantik atau NATO sangat berbeda dengan pendekatan yang telah diterapkan sebelumnya. Dia menyuarakan ketidakpercayaannya pada keberlanjutan aliansi militer ini dan menyerukan untuk meninjau ulang keterlibatan AS dalam struktur keamanan global.
Ancaman Trump untuk mengubah tatanan internasional dan menempatkan kepentingan nasional AS di atas segalanya menyoroti pandangannya yang berani dan kontroversial dalam mengelola hubungan internasional.
Pendekatan ini mencerminkan keinginannya untuk mengubah status quo dan menempatkan AS sebagai kekuatan dominan dalam politik global.