Terkiniku.com, Samarinda – Pemerintah Kota Samarinda di bawah kepemimpinan Wali Kota Andi Harun sedang merancang desain pusat budaya dan sejarah yang akan berfokus di wilayah Samarinda Seberang. Wilayah ini memiliki nilai sejarah yang sangat penting bagi perkembangan Kota Samarinda, serta menyimpan potensi besar untuk dijadikan destinasi pariwisata berbasis sejarah dan budaya.
“Kita sedang merancang desain Pusat Budaya. Sejarah kita ada di Samarinda Seberang, dan pusat atau monumen pembangunan pemerintahan itu sebenarnya berada di Lapangan Kinibalu dulu, yang sekarang menjadi Masjid Almukmin di belakang rumah jabatan gubernur,” jelas Andi Harun, di Samarinda baru-baru ini.
Menurut Wali Kota, Samarinda Seberang merupakan pusat pusaran budaya dan sejarah kota ini. Beberapa situs bersejarah di kawasan tersebut, seperti Makam La Mohang Daeng Mangkona, Masjid Tua Shirathal Mustaqiem, dan pusat kerajinan sarung Samarinda, menjadi saksi penting perjalanan sejarah Samarinda.
“Di Samarinda Seberang ini adalah pusaran budaya dan sejarah dari awal. Letaknya makam Daeng Mangkona, masjid tua, serta pusat kerajinan sarung Samarinda. Nah, nanti ini akan kita buat ceritanya, desain history-nya, lalu rangkaian pembangunan infrastruktur pariwisatanya akan mengalir sesuai cerita sejarahnya,” tambahnya.
Salah satu upaya strategis yang sedang dirancang adalah revitalisasi Gedung Biru, yang akan menjadi bagian dari desain pariwisata terintegrasi di kawasan tersebut. Gedung ini tidak hanya akan difungsikan sebagai tempat pelayanan publik, tetapi juga sebagai bagian dari rangkaian destinasi wisata di Samarinda Seberang.
“Salah satunya adalah Gedung Biru, yang akan kita proyeksikan selain menjadi tempat pelayanan publik juga akan kita desain menjadi satu rangkaian dari desain pariwisata. Selain makam dan masjid tua, termasuk rumah tua yang sekarang ditempati sebagai kantor Lurah Tenun, sehingga akan menjadi hidup,” ungkapnya.
Selain itu, pemerintah juga berencana melakukan pembugaran terhadap Gedung Biru agar sesuai dengan konsep destinasi wisata yang inklusif. Revitalisasi ini akan mendukung pengembangan kawasan Samarinda Seberang sebagai pusat pariwisata berbasis sejarah dan budaya.
“Rencana pembugaran Gedung Biru juga akan menjadi satu inkluditas desain destinasi pariwisata kita di Samarinda Seberang,” tuturnya.