Terkiniku.com, Samarinda – Serangkaian pengujian teknis dilakukan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur pada Selasa (30/4) sebagai respons cepat atas insiden tertabraknya Jembatan Mahakam I oleh sebuah kapal tongkang pada Sabtu malam (26/4). Perhatian utama tertuju pada pilar keempat jembatan legendaris yang kini dalam sorotan teknis dan publik.
Kegiatan pengujian dimulai sejak pagi hari, sesaat setelah lalu lintas di jembatan ditutup total baik dari arah Samarinda Kota maupun Samarinda Seberang. Penutupan jalur darat dan alur sungai ini telah diumumkan sebelumnya oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Samarinda dalam bentuk Notice to Mariners, sebagai bentuk dukungan terhadap proses investigasi teknis yang tengah berlangsung.

Kepala BBPJN Kaltim, Hendro Satrio mengungkapkan, pemeriksaan pertama dilakukan dengan metode pengukuran geometrik jembatan. Langkah ini untuk melihat apakah terdapat perubahan bentuk atau deformasi struktural sebagai dampak langsung benturan.
“Pengukuran ini penting karena bisa menunjukkan apakah ada pergeseran dimensi jembatan, baik secara vertikal maupun horizontal. Data awal sangat kami perlukan untuk menentukan tingkat keparahan dampak insiden,” jelas Hendro.
Uji kedua yang dilakukan adalah dynamic loading test, di mana satu unit truk berbobot delapan ton digunakan untuk menguji kekakuan jembatan saat menerima beban bergerak. Dalam pengujian ini, truk ditempatkan di beberapa titik kritis dan kemudian dilakukan simulasi gerakan melompat (jumping simulation) guna menilai frekuensi alami dan respons elastis struktur.
“Kami bisa menilai seberapa jauh jembatan masih mampu meredam getaran tanpa mengalami deformasi berbahaya. Ini sangat penting untuk jembatan yang dilalui kendaraan berat setiap harinya,” ujar Hendro.
Tak kalah penting, pengujian ketiga adalah Ultrasonic Pulse Velocity (UPV), metode berbasis gelombang ultrasonik yang diterapkan di bagian bawah pilar 4—tepatnya pada pel cap—untuk mendeteksi potensi keretakan atau penurunan mutu beton akibat benturan keras.
“Dengan UPV, kami bisa melihat ke dalam struktur beton tanpa merusaknya. Hasilnya akan kami bandingkan dengan standar kekuatan beton minimal untuk memastikan apakah perbaikan struktural diperlukan,” sambungnya.
BBPJN menargetkan seluruh pengujian dapat dirampungkan pada hari yang sama, paling lambat pukul 16.00 WITA. Setelahnya, hasil akan dibawa ke meja rapat tim ahli yang dijadwalkan pada Jumat mendatang. Hasil evaluasi teknis baru akan disampaikan ke publik pada awal pekan depan.
“Kami akan evaluasi secara menyeluruh bersama para konsultan dan ahli struktur dari kementerian. Keputusan teknis, termasuk kemungkinan pembukaan kembali jembatan, akan ditentukan berdasarkan hasil uji pembebanan,” tandas Hendro.
Insiden tabrakan kapal tongkang yang ke-23 kalinya ini kembali memunculkan kekhawatiran terhadap ketahanan infrastruktur jembatan berusia hampir empat dekade tersebut. Kejadian ini juga menambah tekanan terhadap instansi terkait untuk mencari solusi konkret terhadap lalu lintas tongkang di Sungai Mahakam yang kerap tak terkendali.
Meski Jembatan Mahakam 1 sudah dibuka pada pukul 16.30 Wita. Namun jembatan ini akan ditutup kembali dari pukul 23.30 Wita hingga selesai pengecekan oleh tim BPPJN Kaltim. (nto)