TERKINIKU.COM Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mempertimbangkan persiapan dan perencanaan penggunaan transportasi massal di Kota Samarinda, dengan dua opsi yang sedang dipertimbangkan.
Opsi pertama, yaitu investasi langsung dari pemerintah kota untuk membeli kendaraan sendiri, atau menggunakan skema buy the service (BTS) dengan menggunakan bus dari vendor pihak ketiga yang bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Opsi kedua, Pemkot Samarinda akan membayar biaya kepada penyedia layanan.
“Kedua opsi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing,” terang pria nomor satu di Kota Samarinda tersebut.
Skema BTS, lanjut AH, membutuhkan biaya yang cukup tinggi, dan saat ini sedang dipertimbangkan kembali mana yang lebih efisien antara investasi langsung atau menggunakan skema BTS.
“Beberapa daerah telah menerapkan skema BTS, kita akan mempelajari lebih detail tentang penerapan ini,” ujarnya.
Andi Harun juga menyebut kemungkinan pengadaan bus listrik, sejalan dengan dorongan presiden untuk mengurangi emisi dengan menggunakan transportasi massal berbasis listrik.
Ia berharap agar kajian mengenai penerapan skema transportasi massal dapat selesai tahun ini, sehingga salah satu opsi tersebut dapat diimplementasikan pada tahun 2025.
“Kita berharap mendapatkan dukungan penuh dari Kemenhub terkait pengembangan angkutan massal berbasis jalan,” tandasnya.
Harapan ini dituturkan AH bukanlah tanpa alasan, sebab Kota Samarinda telah memiliki masterplan angkutan massal yang menghubungkan wilayah-wilayah di Samarinda hingga ke Bandara APT Pranoto. (Ehd)